ads-unit

Lezatnya Mangut Lele Marto

0

Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai kota pelajar, budaya, dan wisata. Yogyakarta juga terkenal sebagai kota kuliner. Terdapat di kota ini berbagai macam jenis kuliner dengan cita rasanya yang berbeda-beda.
 Dan satu di antara sekian banyak kelezatan kuliner Yogyakarta berada di kabupaten Bantul.

                     
Warung ini tentu saja sudah tidak asing lagi di telinga para pecinta kuliner di Yogyakarta. Namanya adalah warung mangut lele mbah Marto.
 Pemilik warung ini, yaitu mbah Marto bahkan mengaku telah berjualan mangut lele sejak 68 tahun silam (kala itu, ia masih berkeliling untuk menjajakan dagangannya dan belum membuka warung). Penulis berkesempatan untuk mencicipi lezatnya mangut lele ini pada hari Kamis, 13 Agustus 2013.


Di tengah kampung

                       Memang butuh perjuangan dan kesabaran untuk menemukan warung ini. Letaknya yang di tengah kampung dan jauh dari jalanan kota memang membutuhkan perjuangan ekstra untuk menemukannya. Apalagi bagi anda yang baru pertama kali mengunjunginya                        .

                       Dari arah kota Jogja, susurilah jalan Parangtritis ke selatan. Ke arah kampus ISI (Insitut Seni Indonesia). Dari kampus itu, lurus saja ke selatan kira-kira 100 meter di kiri jalan ada sebuah kantor pos cabang Sewon. Di seberangnya (yaitu di kanan jalan) ada gang kecil yang cukup dilalui mobil. Masuk ke situ kemudian silakan anda bertanya kepada penduduk sekitar. Dengan izin Allah mereka akan memberitahu letak warung mangut lele mbah Marto karena warungnya yang cukup terkenal.

Suasananya ndeso dan unik

                       Suasana warung makan ini tidak sama dengan suasana warung makan pada umumnya. Sekilas penulis amati, warung makan ini sebenarnya adalah sebuah rumah yang digunakan sebagai warung makan. Kesan ndeso jelas terpancar dari warung makan ini.

  Tempat makan pengunjung adalah bangku panjang dari bambu. Atap warung makan ini (jika kita melihat dari dalam) berwarna hitam karena asap yang keluar setiap hari melalui tungku yang menyala dengan api dari kayu bakar. Seluruh bagian warung makan itu pun masih beralaskan tanah.

                       Tidak ada pelayan yang menghidangkan makanan di sini. Yang ada hanyalah pelayan yang menghidangkan minuman yang kita pesan.

             Pengunjung dipersilakan masuk ke dalam pawon (sebutan untuk dapur dalam bahasa Jawa) dan mengambil menu makan secara prasmanan sesuai selera masing-masing. Mbah Marto biasa duduk di atas kursi kecil di dalam pawon dan menyambut para pengunjung yang datang. Di dalam pawon, kita bisa melihat proses memasak mangut lele dan menu yang lainnya. Mbah marto tidak menggunakan kompor minyak apalagi kompor gas LPG untuk memasak menu andalan warung ini yaitu mangut lele. Uniknya, mbah Marto menggunakan tungku kayu bakar dan mengolah lelenya dengan cara diasap terlebih dahulu kemudian baru mencampurkannya dengan berbagai macam bumbu mangut lele. Ternyata, rasa mangut lele hasil racikan mbah Marto ini tidak mengecewakan.


Lezatnya mangut lele mbah Marto

                       Setelah mengambil lauk di pawon, pengunjung boleh makan di mana saja yang ia suka. Pengunjung boleh makan langsung di dalam pawon atau di teras warung. Maka tibalah waktunya untuk mencicipi mangut lele mbah Marto.

                       Penulis duduk di bagian dalam warung dan mulai melahap mangut lele mbah Marto ini. Ternyata rasanya sungguh lezat. Bumbu-bumbunya benar-benar meresap ke dalam daging lele. Ada rasa yang khas dari daging lele yang diasap. Gurih dan lezat. Inilah yang membedakannya dari mangut lele yang lain. Penulis cukup merasakan pedas yang menyengat dari mangut lele itu. Namun itulah yang membuat penulis merasa ketagihan. Penulis bahkan melahap 2 mangut lele.

Mbah Marto dan warungnya

                       Nama lengkap mbah Marto adalah Marto Dirjo. Usia perempuan itu saat ini kira-kira telah mencapai 88 tahun. Mbah Marto memang sudah sangat tua. Tapi beliau sangat ramah kepada pengunjung. Sejak tahun 1989, beliau tak lagi berkeliling. 2 anaknya yakni Pariman (45 tahun) dan Kasilah (38 tahun) turut membantu ibunya dalam mengurus warung makan mereka. Justru sejak mereka berjualan di rumah, para pelanggan datang mencari. Sempat ditanyakan kepada Kasilah. Yakni apakah ada rencana bagi warung mereka untuk direnovasi? Kasilah menjawab (Kasilah berkata dalam bahasa Jawa yang penulis terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia), “Kalo direnovasi nanti bisa nggak laku warung ini.”

                       Benar juga apa yang dikatakannya. Justru suasana ndeso dari warung mangut lele inilah yang unik dan membuatnya lain dari yang lain.

Harga, makanan, dan suasana

                       Setelah puas menyantap mangut lele dan minum segelas es jeruk. Tibalah waktunya untuk membayar. Berikut daftar harganya (data bulan Juni 2013) :

Nasi mangut lele    : Rp 13.000


Nasi garang asem   : Rp 12.000

Jeruk / teh hangat   : Rp 2000

Kerupuk (per buah) : Rp 1000

                       Gudeg, tahu, telor, dan tempe gratis karena masuk dalam paket harga nasi mangut lele. Singkatnya, Nasi mangut lele + gudeg + tahu + telor + tempe + kerupuk + jeruk hangat harga semuanya Rp 16.000.

                       Kesimpulannya

                     Warung mangut lele mbah Marto adalah warung yang unik dan lain dari lain. Di sana tidak ada pelayan yang menghidangkan makanan dan penampakan luarnya jauh dari kesan warung makan. Seluruh bagian warung makan yang masih beralaskan tanah, atap rumah yang (jika kita melihatnya dari dalam) berwarna hitam, tungku berbahan bakar kayu bakar, semuanya makin menambah kesan ndeso yang terpancar dari warung makan itu.

                       Dengan izin Allah, kemudian dengan usaha mbah Marto dan 2 anaknya, warung mangut lele mereka telah berkembang dan tidak asing lagi di telinga para pecinta kuliner di Yogyakarta.

                       Suasana warungnya lain dari yang lain. Mangut lelenya juga berbeda dari yang lain. Tak heran, warung ndeso di tengah kampung ini termasuk  tujuan wisata banyak orang.
                
                      Yogyakarta memang terkenal sebagai kota kuliner. Masih banyak lagi warung kuliner dengan beragam keunikannya di Yogyakarta. Sebut saja diantaranya yaitu warung brongkos handayani, gudeg Yu Djum, sate petir pak nano, dan masih banyak lagi. Itulah warung-warung makan yang menjadi objek wisata kuliner di Yogyakarta. Jangan lupa, warung mangut lele mbah Marto-lah salah satunya.


                       

 

                    

 

About The Author

Hello, I am an web designer/developer from Melbourne, Australia. Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium .