ads-unit

Ikut lomba tanpa harus terluka

0
         

Saat itu aku sedang berada di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bersama teman-teman mewakili pesantren mengikuti perlombaan. 

Ada lomba qiroatul kutub yaitu lomba baca kitab gundul. Dua temanku diutus. Mereka berdua sudah terkenal jago membaca arab gundul.
Saking pintarnya temanku sampai juri bingung dibuatnya.

Ada pula lomba membaca syair, kemudian khitobah bahasa arab dan masih banyak lagi.
                 
Perlombaan paling bergengsi adalah debat bahasa arab. Sebuah kompetisi yang menuntut keberanian, kefasihan berbicara, dan tentunya argumen yang kuat.

Perlombaan yang selalu membikin panas hati dan badan. Dan juga seluruh elemen mulai dari penonton, juri, kawan dan lawan .

Hingga temperatur badanku naik drastis dan memaksaku  mangkat dari gedung perlombaan.
                
 Mungkin salah satu faktor pemantik suhu lomba adalah temanya. Tema-tema hangat seperti pernikahan dini, kontrak Freeport, hingga masalah biaya pendidikan cukup cerdas untuk dipilih.
                 
Aku sendiri mengikuti lomba menulis essay. Temanya peran bahasa arab dan IPTEK dalam perkembangan zaman. Mula-mula aku melihat contoh pemenang lomba essay.
Ternyata bahasa yang digunakan cukup baku dan tinggi. Aku harus mampu mengimbanginya. Maka mulailah essay itu diketik.
Mulailah aku mengumpulkan fakta, menghimpun data, mengatur artikulasi kata demi kata hingga nikmat untuk dibaca.
Tepat pada 3 Oktober, klik!
Aku kirim file itu.
Hari ini adalah penantian.
                Pengumuman tiba….
Ternyata hasil lomba essay –nya…


Kau tahu judul essay-ku apa?
 "Andil Bahasa Arab dan Tekhnologi dalam Mewujudkan Peradaban Dunia Madani" 

Ada di peringkat 2! Yes Alhamdulillah.

Pesantrenku dengan rahmat Allah berhasil menjadi juara umum. Menggondol satu trophy di lomba essay, qiro’atul kutub, dan satu lagi di lomba paling panas dan bergengsi yaitu lomba debat.
  Bukan bermaksud sombong, namun pesantrenku sebenarnya sudah sering keluar menjadi juara umum.

Pesanku pada kalian, jangan bosan-bosan ikut lomba. Banyak manfaat yang diraih seperti ilmu, pengalaman, dan semangat juang. Menang bukanlah tujuan. Kebersamaan, spirit dan pengalaman adalah mutiara yang lebih berharga.

Salah seorang kakak kelasku berkata
“Saya sangat mencintai perlombaan.
Lomba mengajari kita bagaimana menjadi orang-orang yang kuat.
Kita tak perlu kecewa sebab kalah.
Tak boleh pula jumawa karena menang.
Ketika kau lomba, siapkan posisimu andai kau kalah.
 Kau tak perlu bersiap untuk menang, karena jika namamu disebut di deretan pemenang kau akan senang juga ya kan!??”

Selamat berlomba! Semua kita adalah sang juara.
































About The Author

Hello, I am an web designer/developer from Melbourne, Australia. Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium .